29 July 2013

Berhenti Berlari dan Berbaliklah


Judul Buku                    : U-Turn
Penulis                         : Nadya Prayudhi
Tebal                           : 246 halaman
Penerbit/cetaka            : PlotPoint Publishing/April 2013
ISBN                            : 978-602-9481-25-9
Harg                            : Rp 39.000,00

Tuntaskan segala permasalahan yang kamu punya. Ayo, Karin, make a u-turn and you’ll be happy. Like me.” (halaman 192)

Mungkin kita semua pernah membuat masalah besar, lalu lari dari tanggung jawab karena takut akan konsekuensi yang harus kita hadapi. Mungkin kita pernah jadi seorang pengecut pada suatu fase dalam hidup kita. Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan? Terus jadi pengecut, atau berubah dan menyelesaikan semuanya?

Pilihan pertamalah, yang awalnya dipilih oleh Karin, tokoh sentral dalam novel ini. Perempuan berusia 32 tahun itu belum memikirkan akan melangsungkan pernikahan dengan pacarnya yang ia pikir adalah cinta terakhirnya, Bre. Tapi itu bukan berarti ia tak hancur ketika tiba-tiba Bre memutuskannya. Karin, yang penasaran apa alasan Bre sebenarnya hingga memutuskan hubungan mereka, merenung, memikirkan kembali masa lalunya yang tak indah, akibat sebuah masalah besar yang pernah ia buat sewaktu SMA. Perenungan itu membawanya kembali ke kenangan akan pelariannya yang bertubi-tubi. Ke Pasadena dan menjalani kehidupan pergaulan bebas gaya barat di sana. Lalu pulang ke Indonesia, bertemu lelaki pertamanya, Vicky, di Bali, yang suka menyakitinya secara fisik. Kemudian, di Malaysia, ia bertemu dengan lelaki keduanya, Chuan, yang adalah gay. Tetapi kehadiran pria itu yang hanya sekejap ternyata berdampak masif baginya.

Kemudian ia bertemu Bre pertama kali. Sebuah pertanyaan darinya membuat Karin kelimpungan, “Karin. Apa benar—lo dulu pernah membunuh orang?” (halaman 39). Pertanyaan ini menguak luka dalam yang tengah berusaha ia jauhi, dengan pelarian-pelarian itu, termasuk berkonsultasi dengan seorang psikiater yang menjelma jadi sahabat baiknya, Marissa. Karin terus lari, hingga ia sampai di sebuah titik yang mempertemukannya dengan Bre, Marissa, dan menariknya ke sebuah kenyataan yang tak diduganya akan berkaitan dengan kematian sepupu dekatnya, Abi, di masa lampau. Titik inilah yang pada akhirnya menyadarkannya untuk berhenti menjadi seorang pengecut, dan berbalik; menyelesaikan masalah-masalahnya.

Tanpa typo sedikitpun, sang penulis, Nadya Prayudhi, mengajak kita bertualang bersama kenangan-kenangan Karin, dari Jakarta, Pasadena, Malaysia, hingga Bali. Meski setting tempat berpindah-pindah secara lumayan cepat, deskripsi latar yang sederhana namun cukup detil, tetap mampu menghanyutkan saya. Begitu juga dengan setting waktu yang meskipun melompat-lompat—present to past and conversely—sama sekali tak membingungkan saya. Novel ini terbagi menjadi 31 bab dan satu epilog yang pendek-pendek, sukses menyuntikkan aroma misterius dan dark dalam novel ini, sekaligus sama sekali tak membikin saya bosan. Ukuran font, spasi, dan margin halaman yang pas juga mendorong saya untuk terus menikmati halaman demi halaman. Tangan piawai Nadya Prayudhi berhasil menciptakan rasa penasaran secara terus menerus dari setiap bab, hingga berujung pada ending yang tak terduga, dan membuat saya puas ketika segala misteri itu terungkap kebenarannya. Selain itu, saya suka tokoh Chuan dalam novel ini. Ia adalah seorang gay yang tetap punya pilihan untuk berubah, dan dia melakukan itu.

Dengan harga yang terjangkau, 39.000 rupiah, pembaca dapat menikmati sebuah karya metropop bernuansa dark dan misteri yang tak akan mengecewakan jalan cerita dan ujungnya. A very recommended book!

0 komentar:

Post a Comment

Your comment is so valuable for this blog ^^

bloggerwidgets