Judul
Buku : Radiance—Seri
Riley Bloom, Buku Satu
Penerjemah : Reni Indardini
Tebal : 165
halaman
Penerbit/cetakan : Mizan Fantasi/Cetakan pertama,
Maret 2012
ISBN :
978-979-433-674-8
Harga buku :Rp 33.000,00 Rp 23.100,00 (diskon 30%)
Harga buku :
Apa yang kau ketahui tentang akhirat? Atau setidaknya, apa yang kauharapkan akan kaualami setelah kau meninggal? Apakah kau akan bersantai selamanya di akhirat? Hal-hal apa yang kauinginkan dapat kaulakukan setelah meninggal—bukan gentayangan tentunya?
Mungkin
kita semua pernah memikirkan hal semacam itu, ketika kita masih kanak-kanak
seringnya. Setelah dewasa, kita akan melupakan pemikiran-pemikiran macam
begitu, karena kita punya jauh lebih banyak persoalan untuk dipikirkan. Tapi,
bukankah hal-hal yang berhubungan dengan dunia gaib: hantu, akhirat, dan
lain-lain selalu menarik untuk dibicarakan? Apalagi jika dibikin cerita, maka
akan sangat mengasyikkan. Ide cerita “pengalaman setelah meninggal” inilah yang
diangkat oleh Alyson Noël, penulis seri Immortals yang laris. Dan bukan
kebetulan, tokoh utama dalam seri Riley Bloom ini adalah Riley Bloom, tentu saja, yang adalah seorang gadis 12
tahun, adik Ever Bloom—tokoh utama seri Immortals.
Bloom
sekeluarga terlibat sebuah kecelakaan mobil, yang menewaskan sang ayah, ibu, Riley,
dan anjing labradornya, Buttercup. Setelah kecelakaan itu, Riley bingung karena
setting kejadian tiba-tiba berubah,
dan ia melihat ayah-ibunya berjalan ke satu arah, sedangkan kakaknya berjalan
ke arah yang berlawanan. Ketika ia ragu hendak memilih mengikuti jalan siapa,
kakaknya telah keburu menghilang, sehingga ia memutuskan berjalan mengikuti
orangtuanya. Sampailah ia di tepi jembatan yang mengantarnya ke akhirat, ke
alam lain bernama Sini, di mana
waktunya selalu Kini. Sementara itu,
Ever, sang kakak, kembali ke dunia fana.
Riley
belum bisa menerima kehidupan barunya sepenuhnya. Meskipun di akhirat lumayan
menyenangkan—ia bertemu kembali dengan kakek-neneknya, ia bisa memunculkan
barang apa saja yang ia inginkan, bisa mengintip kehidupan orang-orang di dunia
fana, bisa berjalan menembus tembok—diam-diam, ia tetap punya keinginan untuk
kembali ke dunia fana. Kembali ke dunia di mana kakaknya membutuhkannya. Oleh
karena itulah, ia hanya luntang-lantung tanpa tahu tujuannya di akhirat, dan
melakukan keisengan-keisengan khas hantu.
Hingga
setahun kemudian, Riley masuk ke sekolah aneh, dengan teman-teman aneh yang
mengecewakannya. Tidak hanya itu, ia juga dipanggil oleh para Dewan, yang
menginterogasinya seolah berada di dalam Penghakiman. Pada penghakiman itu,
rekaman kehidupan singkatnya di bumi dipertontonkan kembali, membuatnya merasa
muak terhadap diri sendiri. Ternyata, selama ini, yang ia lakukan adalah
sia-sia, ia menghabiskan waktu hidupnya untuk membuntuti dan meniru kakaknya.
Dewan melakukan itu untuk memahami Riley, sehingga mereka bisa menempatkan
Riley di mana seharusnya ia berada. Jadilah, mulai saat itu, Riley memiliki
pekerjaan sebagai seorang Penangkap Jiwa, dengan dibantu oleh seorang
pembimbing, cowok misterius dan aneh bernama Bodhi. Awalnya, tugas itu tampak
mudah dan menyenangkan, yaitu kembali ke dunia fana dan membujuk jiwa-jiwa yang
gentayangan di bumi untuk menyeberangi jembatan menuju akhirat. Tapi, ternyata
tak semudah itu. Tugas pertamanya adalah membujuk Putra Terang yang sudah
berabad-abad menghantui Kastil Warmington di Inggris, di mana banyak Penangkap
Jiwa sebelumnya selalu gagal menghadapi hantu itu....
Membaca
novel yang tidak tebal ini, membuat saya bernostalgia akan novel-novel seri Goosebumps. Agak mirip dari segi penampakan:
tebal bukunya, juga dari cara bercerita sang penulis yang membikin penasaran
pada akhir tiap bab. Juga, yang pasti, adalah tema tentang hantu-hantu itu.
Alyson Noël dengan lihai bertransformasi menjadi bocah cewek umur 12 tahun,
dengan segala pemikiran dan sudut pandangnya yang khas anak pra-remaja. Tak ada
pemikiran orang dewasa yang menelusup dan menghancurkan penokohannya, meskipun
begitu, bacaan ini tetap mengasyikkan jika dibaca oleh orang dewasa sekalipun,
apalagi penulisannya yang tanpa typo
sedikitpun. Ngomong-ngomong, saya suka sekali desain cover-nya! ^^
Berbagai
sifat keberanian, kecerdasan, sigap dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah,
juga komentar dan pemikiran sarkastik Riley yang lucu sungguh menarik untuk
disimak sampai halaman terakhir. Bagaimana ketika Riley akhirnya sadar bahwa kehidupannya
di akhirat pun menarik.
“Lagipula,
sejujurnya, aku juga sudah bosan memata-matai kehidupan manusia.” (hal. 155)
“Untuk kali
pertama dalam waktu lama, aku tak perlu hidup lewat pengalaman orang lain. Tak
perlu karena sudah waktunyalah aku mulai menikmati pengalamanku sendiri.” (hal.
156)
Diramu
juga dengan bumbu-bumbu menyentuh, terlebih di bagian “hantu perempuan yang
berduka”, dan pesan-pesan moral yang menyatu dengan cerita tanpa menggurui,
seri ini layak diikuti sampai akhir.
0 komentar:
Post a Comment
Your comment is so valuable for this blog ^^