Berkenalan dengan orang baru di
dunia nyata dulu terasa mengerikan (saya seorang introver). Namun setelah
melakukannya berulang-ulang, tak terasa menakutkan lagi, hanya sering malas
mengajak orang bicara terlebih dulu. Di dunia kutu buku, untungnya, berkenalan
dengan penulis baru, yang karyanya belum pernah saya baca sebelumnya, sama
sekali tidak menakutkan. Bahkan bisa dibilang, saya cenderung berkenalan dengan
banyak penulis baru. Dari 52 buku yang saya baca dari bulan April 2016 sampai
saat saya menulis ini (9 April 2017), 28 di antaranya adalah perkenalan pertama
dengan tulisan sang penulis. Setiap perkenalan tersebut berkesan bagi saya. Berikut
ini adalah ke-28 penulis yang baru pertama kali itu saya baca karyanya:
Ruta Sepetys (Salt to the Sea)
Selesai dibaca: 10 April
2017
Sumber: Goodreads |
Sempat nyaris gagal menyelesaikan
buku ini, karena saya dibikin lelah oleh plot yang kayak ngesot. Sedari awal
tahu bahwa novel ini berlatarkan Perang Dunia II, jadi saya berekspektasi akan
banyak aksi, kekacauan, dan kekejaman di dalamnya. Mungkin karena narator
cenderung menceritakan daripada menunjukkan, adegan-adegan memilukan jadi cuma
kayak kain hitam bergeming yang jadi latar panggung bagi monolog si narator
terhadap pikirannya sendiri (si Alfred yang paling sering kayak gini). Saya berhenti
membaca ini di halaman 200 sekian, lalu baru mulai membaca lagi sekitar tanggal
8 atau 9 April dan akhirnya bisa menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 2
hari. Awalnya, saya kira saya hanya akan memberi novel ini rating 2/5, tapi
ternyata saya memberinya 4/5. Pada akhirnya saya bisa terkoneksi dengan para
naratornya.
Saya mengapresiasi semangat penulis
dalam melakukan riset, sampai menapak tilas rute perjalanan para pengungsi
perang. Sungguh berdedikasi! Kayaknya saya akan baca Between Shades of Gray.
Gina
Gabrielle
(Gadis Penenun Mimpi dan Pria yang Melipat Kertas Terbang)
Selesai dibaca: 6 April
2017
Pertama kalinya saya baca
high-fantasy lagi setelah sekian lama. Novel ini mungkin bisa saya sebut
sebagai dongeng yang panjang. Segala sesuatunya mengawang-awang. Beberapa latar
tempatnya juga entah bagaimana bisa saling berhubungan. Sepanjang membaca, saya
memperingatkan diri sendiri, ya namanya juga dongeng. Eh, tapi, kan meski
fantasi dan penuh hal-hal tidak logis, jalinan ceritanya harus tetap logis. Narator
menggunakan banyak hal sebagai simbol, misalnya Hati yang terbelit rantai dan
tergembok. Namun, makna simbol-simbol itu sering dibeberkan secara eksplisit.
Dave Eggers (The Circle)
Selesai dibaca: 31 Maret
2017
Novel ini sungguh mengoyak batin
saya. Jangan harap ada akhir yang menyenangkan, karena akhirnya merupakan permulaan dari sesuatu yang lebih mengerikan. Narator menunjukkan proses bagaimana
pencucian otak sehingga si tokoh utama kecanduan media sosial dan jadi haus
perhatian publik. Novel ini bikin saya kembali cemas akan perkembangan teknologi.
Pengalaman membaca saya cukup terganggu setelah saya menonton trailer filmnya. Ada
tokoh di film yang sangat berbeda dengan imajinasi saya, dan ini bikin saya
sangat nggak nyaman.
Rick Riordan (Percy Jackson’s Greek Gods)
Selesai dibaca: 25 Maret
2017
(Saya baca versi digital di Perpustakaan Noura Books di aplikasi iJak)
Ya, ya, saya baru pertama kali ini baca novel Rick Riordan. Percy, sang narator, ternyata edyan! Gaya berceritanya bikin saya merasa seolah dia benar-benar lagi ngomong kepada saya. Gayanya kocak, tapi kadang ngawur dan kadang berlebihan guyonannya (dalam makna negatif).
Ya, ya, saya baru pertama kali ini baca novel Rick Riordan. Percy, sang narator, ternyata edyan! Gaya berceritanya bikin saya merasa seolah dia benar-benar lagi ngomong kepada saya. Gayanya kocak, tapi kadang ngawur dan kadang berlebihan guyonannya (dalam makna negatif).
Jessi Kirby (Golden)
Selesai dibaca: 6 Maret
2017
Penulis satu ini menyajikan genre YA romens dengan bumbu misteri. Bersama Parker, saya mengalami petualangan yang seru!
Han Kang (The Vegetarian)
Selesai dibaca: 4 Maret
2017
Penulis pemenang Man Booker
International Prize 2016 ini mengejutkan dan mematahkan hati saya dengan
kisah sureal-psychological thriller-nya. Bagian akhirnya bikin bengong.
Władysław Szpilman (The Pianist)
Selesai dibaca: 26 Februari
2017
Melalui tulisan yang bisa dibilang catatan
harian, penulis menyusun kepingan-kepingan teror yang ia alami selama Perang
Dunia II. Tulisan yang menggetarkan hati dan bikin saya miris.
E. Lockhart (We Were Liars)
Selesai dibaca: 16 Februari
2017
Penulis psychological thriller young-adult ini menawarkan kisah yang secara
eksplisit tidak terlihat sebagai thriller,
tapi entah bagaimana, selama mengikuti jalannya cerita, ada bagian dalam diri
saya yang terus waspada. Kayak nonton film horor yang saking hantunya nggak kunjung
muncul, penonton jadi sangat waspada, karena yakin bahwa nanti akhirnya sang
hantu akan muncul juga, dan kemunculannya yang seolah ditunda-tunda itu akan
sangat mengerikan/mengejutkan. Ya, ternyata memang twist-nya cakep!
Annisa Ihsani (A untuk Amanda)
Selesai dibaca: 12 Februari
2017
Ini novel YA lokal Gramedia pertama
yang saya baca, dan bagus sekali! Penulis, lewat naratornya, mampu membuat saya
merasa sangat terhubung dengannya, terlebih perihal gejala-gejala depresinya.
Yusi
Avianto Pareanom
(Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi)
Selesai dibaca: 10 Februari
2017
Gila! Penulis ini bikin saya
mengumpat-umpat selama membaca novelnya, yang dituturkan oleh sudut pandang
Sungu Lembu. Novel ini nggak ada kekurangan sama sekali! (Yah, mungkin saya berlebihan.)
Mitch Albom
(The Five People You Meet in Heaven)
Selesai dibaca: 28 Januari
2017
Penulis mengajak
saya berspekulasi tentang apa yang akan kita temui di surga. Mitch Albom, saya
lihat dari karya-karyanya, tampaknya memang spesialis kisah drama yang menyentuh
hati.
Kiera Cass
(The Selection, The Elite, The One, The Queen, The Prince)
Selesai dibaca: 26 Januari
2017
Sumber: Pinterest |
Awalnya saya sempat mengira ini genre YA agak fantasi, tapi ternyata tidak. Ini YA dengan unsur politik dan kelas sosial. Plotnya menarik dan gaya menulisnya bikin saya betah membaca dan tak sabar menamatkannya. Saya juga mengapresiasi usaha penulis untuk menuliskan novella yang menceritakan sudut pandang tokoh-tokoh lain.
Carlos Maria Dominguez (Rumah Kertas)
Selesai dibaca: 18 Januari
2017
Ini salah satu penulis yang
mengejutkan saya dengan bukunya. Mungkin lebih cocok disebut novella, buku yang
amat tipis ini sangat cocok dibaca oleh para penimbun buku. Tipis, tapi membuat
saya berpikir dan bertanya-tanya setelah membacanya.
John Roosa (Dalih Pembunuhan Massal)
Selesai dibaca: 16 Januari
2017
Sumber di sini. |
Selain penulisnya baru bagi saya,
genre nonfiksi sejarah ini juga baru bagi saya. Syukurlah, bagi saya yang awam
akan sejarah G30S di Indonesia, buku ini sepertinya pilihan yang tepat untuk
dibaca (karena banyak buku dengan topik serupa yang isinya telah diputarbalikkan
oleh pemerintah Orde Baru). Dengan teknik a la detektif, penulis mencoba tidak
memihak saat memaparkan analisisnya berdasarkan berbagai referensi yang belum
pernah digunakan sebelumnya dan pemaparan yang segar. Buku ini pernah dilarang
terbit oleh Kejaksaan Agung pada tahun 2009, yang saya duga merupakan wujud
paranoid tak beralasan terhadap komunis. Namun, tenang saja, penulis membagikan
versi digitalnya secara gratis di sini.
F. Scott Fitzgerald (The Great Gatsby)
Selesai dibaca: 7 Januari
2017
Penulis,
melalui Nick Carraway sebagai narator, mengajak saya menyelami kehidupan
personal Gatsby dari dekat, dengan narasi yang menyimpan lapisan-lapisan makna.
Kurt Vonnegut (Gempa Waktu)
Selesai dibaca: 28 Desember
2016
Salah satu penulis kenamaan Amerika
Serikat ini memusingkan kepala saya saat membaca Gempa Waktu. Saya dibawa
bolak-balik ke satu masa dan kembali ke masa lainnya. Kayaknya saya bakal baca
ulang Gempa Waktu, biar makin paham.
Moammar Emka (Jakarta Undercover)
Selesai dibaca: 30 November
2016
Jakarta Undercover merupakan salah satu genre baru yang saya
baca, tapi saya masih belum yakin buku ini bergenre apa. Nonfiksi investigasi? Atau
apa, ya? Sayangnya, saya merasa tidak cocok dengan gaya penulis dan memutuskan
tidak membaca buku sekuelnya.
Mochtar Lubis (Harimau! Harimau!)
Selesai dibaca: 25 November
2016
Novel thriller klasik Indonesia ini sungguh
menegangkan, melalui apa yang dialami para tokohnya, baik secara fisik maupun mental.
Jared Diamond (The World Until Yesterday)
Selesai dibaca: 6 November
2016
Sumber: Twitter |
Genre buku ini baru bagi saya, yaitu
nonfiksi antropologi. Penulis mengajak saya menyaksikan petualangannya bersama
suku Dani di Papua dan suku-suku tradisional lain, serta menelusuri sejarah mereka.
Ramsay Wood (Kalila & Dimna 2)
Selesai dibaca: 18 Oktober
2016
Dalam buku
ini, penulis mengisahkan kembali fabel-fabel kuno, dengan
teknik cerita di dalam cerita di dalam cerita.
Patrick Ness (A Monster Calls)
Selesai dibaca: 13 Oktober
2016
A Monster Calls adalah salah satu buku terbaik yang saya baca
tahun 2016. Perkenalan dengan penulis baru, yang saya harap akan saya baca lagi
karyanya yang lain.
Tim Harford (Detektif Ekonomi)
Selesai dibaca: 2 Oktober
2016
Penulis mengajak saya memahami apa
yang ada di balik fenomena ekonomi sehari-hari dengan gaya seorang detektif. Buku
yang sangat menarik dan membuat saya berkali-kali berujar pada diri sendiri, “Oh,
ya, saya pernah mengalami atau menjumpai ini!”
Colleen Hoover (Losing Hope)
Saya iseng membaca ini tanpa
mengetahui bahwa ini sekuel dari Hopeless.
Novel romens ini diceritakan dengan gaya yang sangat mengalir dan menarik untuk
diikuti, sambil tetap membuat penasaran akan teka-teki tersembunyi.
Lisa McMann (Wake)
Saya sudah lama tertarik akan
trilogi Wake, karena idenya agak
mirip dengan ide yang saya miliki yang kemudian saya tuliskan jadi The Reveter. Saya kira akan menemukan
petualangan seru, tapi ternyata… Gitu doang? begitu pekik saya selesai baca. Sampai
sekarang saya belum membaca buku kedua dan ketiganya.
David Almond (Skellig)
Lewat kemunculan tokoh fantastis
yang susah didefinisikan apa jenisnya dan dua anak kecil, penulis mengajak saya
menjadi anak kecil kembali, memercayai apa yang sulit dipercaya.
Suarcani
(Satu Mata Panah pada Kompas yang Buta)
Selesai dibaca: 26 April
2016
Karya penulis
ini saya baca berkat blog saya jadi salah satu tuan rumah blogtour-nya. Novel tentang penemuan (kembali) jati
diri lewat perjalanan ke tempat-tempat anti-mainstream di Bali, memberikan
wawasan baru dan juga nilai moral.
Mahfud Ikhwan (Kambing & Hujan)
Selesai dibaca: 21 April
2016
Novel roman yang menyabet juara I
DKJ 2014 ini mengukuhkan penulisnya sebagai salah satu penulis Indonesia yang
piawai merangkai roman sarat budaya tradisional Jawa dan budaya keagamaan
(Islam) serta bumbu percintaan yang tidak membosankan dan penuh pembelajaran hidup.
Agustine W. (Distance Blues)
Selesai dibaca: 5 April
2016
Kalau dilihat di Goodreads, novel
ini adalah novel pertama penulis, sekaligus karya pertamanya yang saya baca. Young
adult yang naratornya menderita penyakit mental ini sungguh membuat saya merasa
seolah-olah juga menderita OCD.
***
Baru baca 11 dari daftar inii, wah aku penasaran ama bukunya Suarcani. Udah baca yang Rule of Third dan suka, tapi belum nyoba buku dia yang lain. Kapan kapan nyari ah..
ReplyDeleteWah, saya malah penasaran sama Rule of Third, Mbak, karena baca review-nya banyak yang positif ><
DeletePengen baca Kiera Cass tapi jiper dengan serinya. Aku punya penyakit kalo baca buku serial selalu mandeg di buku kedua. Hahaha.
ReplyDeleteWkwkwk, ini aja saya belum kelar baca serinya, Mbak, eh tiba-tiba udah muncul lagi seri kelimanya -.-"
DeleteI'll try raden mandasia. tapi belum punya bukunya wkwkwk
ReplyDeleteWkwkwk yang penting niat dulu, Kak, baru pinjem bukunya lol
DeleteWah banyak :) (
ReplyDeleteAku sudah punya Raden Mandasia sih. Tinggal cari waktu kapan bacanya :-)
Yang Vegetarian juga udah rencana mau beli.
Iya, banyak >,<
DeleteAyo, Kak, baca Raden Mandasia :D
The Vegetarian aku rencananya mau re-read krn ada yg aku msh kurang ngeh (?)
Aku baru baca yang A untuk Amanda.
ReplyDeleteBagussss! Suka~
Young Adult yang bagus selain ini apa ya? Ada rekomendasi? (:
Tos dulu! Aku juga suka :D
DeleteMmm, kalau YA-nya GPU aku kurang tahu, sih, cos A untuk Amanda itu YA GPU pertama yang kubaca lol
Sebagian udah ada di timbunan.... XD. tapi aku penasaran sama karyanya Han Kang trus covernya comotable ya.... hehe
ReplyDeleteMari kita babat timbunan masing-masing 😂
DeleteIya, The Vegetarian itu penuh simbol dan "gelap". Menarik banget, deh, covernya juga 😁