“Teori kosmos adalah bohong. Tuhan tidak pernah bermain judi….”
Sebuah kalimat yang tertulis pada halaman viii dari novel "Maya Maia" karangan
Devania Annesya tersebut menarik perhatian saya. Dua kalimat pendek itu
terdengar indah dan benar di benak saya. Saya yakin bahwa Tuhan tidak pernah
bermain judi. Pada awalnya saya menelan mentah-mentah kalimat tersebut. Juga kalimat
berikut ini.
“Kalau benar alam semesta tercipta seperti dalam teori kosmos, bintang-bintang bertabrakan dan dunia beserta isinya tercipta dengan sendirinya, hidup tak akan jauh berbeda dari itu, kan? Kebetulan... demi kebetulan... membentuk kehidupan itu sendiri.” (halaman 219)
Saya membatin, lagi dan lagi. Sebagian itu
terdengar benar bagi saya, tapi sebagian lagi tidak. Lalu saya mendapati bahwa
saya kurang setuju dengan pendapat Kak Devania, bahwa teori kosmos adalah
bohong. Sejatinya, tidak mungkin para ilmuwan repot-repot menelaah apa yang
terjadi 13,8 miliar tahun lalu, saat alam semesta diperkirakan mulai tercipta,
apabila itu hanya demi kebohongan. Tidak. Para ilmuwan tidak mungkin berbohong.
Mereka hanyalah segelintir manusia yang memahami arti kemanusiaannya. Manusia bukanlah
manusia jika tidak mencoba mencari tahu dan mengenal alam semesta.
Bahkan, salah seorang ilmuwan yang
religius, Sir Isaac Newton, tidak percaya bahwa alam semesta terjadi secara
kebetulan. Keseragaman yang terjadi dalam sistem planet tidak mungkin terjadi
secara kebetulan semata. Pasti ada kekuatan ilahi yang mengaturnya.
“For while comets move in very excentrick orbs in all manner of positions, blind fate could never make all the planets move one and the same way in orbs concentrick, some inconsiderable Irregularities excepted,which may have risen from the mutual actions of comets and planets up on one another, and which will be apt to increase, till this system wants a reformation.” [1]
Teori Big
Bang, yang banyak diyakini sebagai teori pembentukan alam semesta pun tidak
luput dari banyak kekurangan dan keluputan ilmiah. Hanya saja, para ilmuwan
bukan sekadar mengarangnya dan berbual. Mereka menggunakan bukti-bukti untuk merumuskan
teori tersebut. Berikut ini adalah beberapa buktinya.[2]
1. Pergeseran
merah galaksi yang jauh menunjukkan bahwa alam semesta mungkin mengembang. Nah,
jika kita melihat ke masa lalu, segalanya pasti telah dilumat sedemikian rupa sehingga
membentuk sebuah titik kecil, yang bertekanan tinggi dan berdensitas tinggi hingga
meledak. Ingat, bahwa tekanan dan densitas berbanding terbalik dengan volume.
Teori Big Bang menyatakan bahwa awal
mula terbentuk, alam semesta sangat panas. Seiring ia mengembang, panas ini
tertinggal di balik “glow” (cahaya, pijar) yang mengisi seluruh alam semesta,
yang dapat dilihat sebagai gelombang mikro. Gelombang mikro ini bagian dari
gelombang elektromagnetik. Latar belakang gelombang mikro telah diukur secara
akurat (bukan bualan para ilmuwan, lho) dengan mengorbitkan detektor.
3. Campuran unsur
Teori Big Bang memprediksi seberapa
banyak tiap unsur seharusnya telah tercipta pada awal alam semesta. Dan ini
benar adanya, dengan melihat komposisi dari galaksi-galaksi yang jauh dan
bintang “tua”.
4. Melihat
kembali ke masa lalu
Cahaya membutuhkan waktu untuk
melintasi alam semesta (waktu yang digunakan oleh cahaya dari matahari ke bumi
pun sekitar 500 sekon atau 8,33 menit), sehingga jika kita melihat galaksi yang
jauh, itu berarti juga kita sedang melihat ke masa lalu. Nah, seperti kita
lihat bahwa galaksi dulu berbeda dengan sekarang, menunjukkan bahwa alam semesta
telah berubah. Ini sesuai dengan teori Big Bang.
5. Bukti
terbaru yang ditemukan—gelombang gravitasi yang beriak dalam ruang-waktu,
yang diperkirakan sebagai “getaran pertama dari Big Bang”—telah dideteksi
melalui teleskop BICEP2 di Kutub Selatan. Temuan ini, yang disebut “smoking gun
for inflation”, juga berkaitan dengan teori kosmos lainnya, inflasi, yang menjelaskan
“bang” dari teori “big bang”. Teori Inflasi ini diprakarsai oleh Andre Linde
dan Paul Steinhardt.
Riak gelombang gravitasi yang terdeteksi.
|
Tentang teori Inflasi ini, Kent Irwin,
ahli fisika dari Stanford, menjelaskannya dengan perumpamaan. Misalnya kita sedang
membuat roti kismis. Ketika roti tersebut dipanggang dan mengembang, jarak
antara kismis satu dengan lainnya pun ikut menjauh. Demikian juga, segala
sesuatu di alam semesta sebelum inflasi ukurannya lebih kecil daripada sebuah
elektron. Lalu ia mengembang selama inflasi, dengan kecepatan lebih tinggi
daripada kecepatan cahaya.
Untuk informasi
lebih lanjut mengenai teori Inflasi:
Nah, bukti-bukti yang saya tulis di atas adalah
hanya beberapa dari bukti-bukti yang pernah ditemukan oleh para ilmuwan di
seluruh dunia. Bukti-bukti itu memang mungkin akan menjadi tidak relevan lagi
suatu saat nanti, ketika teori baru ditemukan. Tapi, teori-teori kosmos yang
ada sekarang bukan bohong, melainkan hasil prediksi berdasarkan bukti yang
diteliti oleh ilmuwan.
Dan memang, mengenai terjadinya alam semesta,
Tuhan pastilah tidak menyerahkannya begitu saja pada “kebetulan buta”. Dan untuk
yang terakhir itu, saya setuju dengan pendapat Kak Devania dalam “Maya Maia”,
bahwa “Tuhan tidak pernah bermain judi”. Sungguh kalimat sederhana yang indah,
menurut saya.
[1]
Isaac Newton, dalam Query #31 dari buku Opticks bagian ketiga (Newton merumuskan ide-idenya dalam bentuk
pertanyaan, query, bukan hipotesis
formal). Query #31 ini sangat
terkenal, karena Newton merumuskan ide tentang daya tarik-menarik partikel
dalam kimia.
[2] Saya menyarikan ini dari tulisan di web
berikut: http://www.schoolsobservatory.org.uk/astro/cosmos/bb_evid . Tapi saya menambahkan beberapa bagian
di sana-sini.
[3]
Info lebih lanjut mengenai latar
belakang gelombang kosmos: http://edition.cnn.com/2013/03/21/tech/innovation/universe-planck-map/
Jadi keberadaan kamu dan dunia ini adalah kebetulan??
ReplyDeleteJadi kedua orang tuamu ketika berhubungan dan karena kebetulan kosmik sehingga kamu ada dan lahir😄😄
This comment has been removed by the author.
DeleteMaaf, mungkin Anda perlu baca ulang tulisan saya hingga Anda benar-benar paham. Saya justru kontra terhadap ide tentang "kebetulan" itu. Terima kasih.
Deletemohon maaf sebelum anda mendalami kosmos silahkan baca dulu al quran bahkan beberapa kitab seperti injil menjelaskan tentang terbentuknya bumi dan ini tidak kebetulan walaupun anda kontra dengan judul yang anda buat sendiri wooyyy are you sick?
ReplyDeleteYeah, I'm sick cos I can't understand why people who don't really understand what I tried to imply are still insisting to tell me what's right and wrong.
Deleteteori kosmos itu apa ya? apakah teori mengenai alam semesta yang terjadi secara kebetulan? ataukah justru para ilmuan kosmologi tidak percaya dengan 'kebetulan' sehingga mereka mempelajari asal usul alam semesta itu dalam ilmu kosmologi?
ReplyDeleteSaya baca novelnya baru aja.. hahahaha.. maya Maia...
ReplyDeleteIni penjelasan mengenai sains atau secara fisika dan memang alam itu akhirnya akan tetap tunduk pada hukum fisika jadi benar menurut yang dituliskan disini atau pendapatmu. Dan Alam semesta ini tercipta mempunyai keganjilan ketika para ilmuan melakukan penelitian yaitu dengan secara empiris, atom yang di teliti di laboratorium itu terdapat molekul dan objek sangat kecil yang tidak bisa dilihat kasat mata sepeti atom juga sifatnya bergeeak. Alam tercipta dengan adanya energi dan masa, itu bisa disebut metter dan antimetter gabungan dari berbagai objek tersebut. Artinya alam tercipta tidak dengan supranatural seperti kita bayangkan secara sains karena proses penciptaan ada campur tanggan tuhan dan sudah dibuktikan para ilmuan..(sampai sekarang para ilmuan masih mendalami hal itu dan bertanya tanya kenapa yaa bisa?..)
ReplyDeleteSaya satuju dengan anda, John petruci...
ReplyDelete