Jay : Kau nonton MotoGP musim ini? Cyanite : ... Tidak. Aku sibuk menulis. Kenapa? Jay : Kau diminta. Catat ini, Cyanite, diminta. Kau diminta untuk menulis biografi.(hal. 6)
Kabar
yang disampaikan Jay (sang manajer) pada Rena hari itu mengubah hidupnya.
Tepatnya, keputusan Rena-lah yang mengubah hidupnya sendiri—apakah dia
mengambil tawaran menulis biografi itu atau tidak. Selama ini, Rena—dengan nama
samaran Cyanite—selalu menulis novel-novel roman. Belum pernah ia menulis
biografi. Begitu ia menerima permintaan Stanwell, sang manajer sekaligus paman
Zac, hidupnya berubah. Ia menerima permintaan itu dengan syarat: ia tak mau
identitasnya terbongkar. Selama ini, meskipun ia sudah berpenghasilan besar dari
novel-novelnya, ia tetap memelihara gaya hidup low profile agar identitas aslinya tetap tak terkuak.
Melalui
kontrak yang mereka sepakati, Rena diharuskan membuntuti Zac ke mana pun ia
bertanding, diawali dengan pertandingan di Sirkuit Sachsenring, Jerman. Sebuah
insiden yang terjadi di pertemuan pertama Rena dengan Zac justru mendekatkan
mereka. Apalagi karakter Zac yang ramah dan supel berhasil memikat hati Rena.
Berdua, mereka ke mana-mana, hingga orang-orang tak percaya lagi Rena adalah
asisten Stanwell. (Yah, awalnya Stanwell mengenalkan Rena pada kru dan rekan
setim Zac bahwa Rena adalah asistennya, untuk menyembunyikan identitasnya
sebagai Cyanite. Tapi, karena Rena lebih sering bersama Zac, hal itu jadi tak
masuk akal.)
Kedekatan
Rena dan Zac perlahan-lahan menguliti kenangan pahit yang telah Rena kubur
dalam-dalam. Peristiwa masa lalu yang memaksanya jadi sebatang kara meski
sebenarnya tidak...
***
#RomantikInspiratif
Ini
adalah judul suatu lomba menulis novel yang diadakan oleh Divapress tahun 2013
lalu. Tiga orang pemenang utamanya mendapatkan hadiah nonton MotoGP di Sepang,
Malaysia. Novel Between Me and Your Horse
of Steel ini adalah salah satu nomine yang terpilih sehingga berhak
diterbitkan. Dan, bukan kebetulan jika novel ini mengambil tokoh pembalap
MotoGP, dan rangkaian perlombaannya berakhir di sirkuit Sepang. Menurut
pengamatan saya, mungkin penulis—dengan kreatifnya—sengaja memasukkan dua
elemen itu dalam novelnya sebagai simbol motivasinya untuk memenangkan lomba
yang berhadiah nonton MotoGP Sepang ini.
Novel ini pantas jadi nomine
Romantik
Novel ini punya tingkat
keromantisan tinggi. Hubungan yang terjalin antara Rena dan Zac, yang awalnya
belum saling kenal, hingga menjadi kenal, dekat, dan makin dekat, itu
diceritakan melalui serangkaian peristiwa romantis yang bikin nangis karena
ngiri sampai hati si jomblo teriris-iris. Gambaran diri Zac sebagai pembalap
muda yang tampan, memiliki postur tubuh bagus, ramah, supel, dan romantis,
membuat saya meringis. He’s too good to
be true. Perlakuannya terhadap Rena—yang hidupnya begitu sepi, temannya
hanya Jay seorang—sungguh manis dari awal.
Rena : Apa kau tidak terlalu muda untuk menikah?Zac : Tidak, jika aku sudah menemukan seseorang yang tepat.(hal. 120)
Inspiratif
Selain romantis, novel ini juga
inspiratif. Sisi inspiratifnya ada pada perjuangan Rena untuk bangkit setelah
hidupnya terjungkir. Sebagai anak seorang pemilik suatu perusahaan, dulu ia
gemar berfoya-foya. Mabuk-mabukan sampai larut malam, hingga adiknya, Grace,
selalu membukakan jendela kamarnya agar Rena bisa masuk rumah tanpa diketahui
orangtuanya. Sesuatu hal terjadi, membuat ayahnya marah besar hingga
mengusirnya. Nah, proses Rena menata hidupnya kembali pasca-diusir sampai
berhasil menjadi penulis terkenal inilah yang disoroti Sianida sebagai sisi
“inspiratif”. Sayangnya, proses perjuangan Rena tidak diceritakan. Ia diusir. Mendadak
menemukan bakat menulisnya. Dengan (seolah) mudahnya, ia jadi penulis terkenal.
“Ia adalah salah satu novelis yang aktif menelurkan karya-karya yang tidak dapat dipandang sebelah mata.”(hal. 6)
Kisah
masa lalu hidup Zac sebagai yatim piatu juga dimaksudkan sebagai bagian dari
sisi “inspiratif”. Sayangnya, sisi “inspiratif”-nya tidak terlalu “inspiratif”.
Ia belum mampu menginspirasi saya untuk memikirkan kehidupan, mengubah diri,
atau yang lebih tinggi lagi[1]. Yah,
meskipun bagian ketika ia bertemu kembali dan berdamai dengan keluarganya itu
mungkin cukup mengharukan bagi sebagian pembaca. Oleh karena itu, novel ini
jadi nomine; bukan jadi salah satu dari tiga pemenang utama. Kalau sisi
inspiratifnya lebih “inspiratif”, mungkin ia berpotensi memenangkan hadiah
nonton MotoGP Sepang. Hehehe.
Ide yang cukup unik
Baru
kali ini saya membaca novel yang salah satu tokohnya berprofesi sebagai pembalap
MotoGP. Saya juga baru tahu istilah-istilah di dunia balap motor, seperti pit box, motorhome, dan paddock girl.
Biografinya selesai, kok langsung nggak ada kabarnya lagi?
Penulisan
biografi Zac oleh Rena memainkan peran penting menjadi alasan mengapa kedua
orang itu bisa bertemu, iya, kan? Anehnya, setelah biografi itu selesai, tak
ada diungkit-ungkit lagi. Bagaimana hasil tulisan Rena? Apakah biografinya
laris di pasaran? Makin banyakkah orang yang nge-fans Zac? Atau sebaliknya?
Biografi
selesai (atau nggak?), dan “bum!” mendadak
Zac dan Rena akan menikah. Terlalu cepat untuk menikah, menurut saya.
Sampul depan lucu!
Sampul
depannya sederhana, hanya berisi tulisan judul. Tapi, jenis, ukuran, dan warna
huruf yang dipilih cute dan cukup
menampilkan nyawa roman si novel. Meskipun hurufnya keriting, saya tidak mengalami kesulitan membaca judulnya. Saya jadi teringat akan desain sampul Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri.
Zac Zuares—Yakin Dia Orang Spanyol?
Melalui
studi literatur dari berbagai sumber di internet, nama belakang “Zuares” tidak umum dipakai orang
Spanyol. (Zac Zuares ini ceritanya pemuda asli Spanyol) Yang ada, Suarez, seperti Luis Suarez, si
pesepakbola itu. Mungkinkah ini akibat typo yang dibiarkan saja? Menulis karya
fiksi tetap harus memerhatikan logika dan realita, agar fiksinya terasa nyata
dan masuk akal.
Ada yang aneh dengan Rena
Pertama,
nama “Rena” terlalu berasa Indonesia jika dibandingkan dengan nama adiknya,
Grace. Agak aneh.
Kedua,
di masa nakalnya dulu, Rena tidak mungkin tidak pernah pacaran, atau minimal, dekat
dengan laki-laki, kan? Biasanya, cewek gaul malam seperti itu punya banyak
teman laki-laki (baik itu “teman” beneran atau tidak). Anehnya, ketika bertemu pertama kali dengan Zac dan
tiba-tiba Zac menciumnya, ia bertindak-tanduk dengan sangat polosnya, seolah
belum pernah dekat dengan laki-laki sebelumnya.
Alur cerita yang mudah ditebak
Alur
ceritanya mudah ditebak, bagian endingnya juga. Tapi, novel ini tetap nikmat
dilahap berkat bumbu-bumbu romannya.
Setting London yang berasa Indonesia
Meski
novel ini mengambil setting London—kecuali
sirkuit-sirkuit tempat Rena membuntuti Zac—tapi berasa di Indonesia. Suasana
London tidak terbangun dengan baik. Setting
London hanya nampak dari kata “London”
dan “salju” yang dicantumkan penulis. Kalau tidak dicantumkan, saya pasti
mengira Rena tinggal di Indonesia.
Ada beberapa kesalahan penulisan, misalnya:
1. Tiba-tiba sudut pandang penceritaan berubah, dari
orang ketiga menjadi orang pertama.
“Jalan yang aku lalui adalah yang terbaik sejauh ini.” (hal 189)
Well, mungkin penulis memaksudkan kalimat ini diucapkan dalam pikiran Rena.
“Jalan yang aku lalui adalah yang terbaik sejauh ini.” (hal 189)
Well, mungkin penulis memaksudkan kalimat ini diucapkan dalam pikiran Rena.
2. “toko ke sembilan” (hal. 156) à toko
kesembilan
Kesalahan penulisan tersebut dapat terlupakan dengan mudah berkat alur yang mudah diikuti, dipadu dengan romansa dan drama keluarga. Pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis juga mampu tersampaikan dengan baik ke pembaca, sehingga buku ini layak dibaca sebagai hiburan yang agak berbobot.
0 komentar:
Post a Comment
Your comment is so valuable for this blog ^^