Dari 153 buku dalam rak read di akun Goodreads saya [minus 17 buku (nonfiksi), dikurangi lagi 5 buku (kumpulan
cerpen)], hanya sekitar 38 yang dikuasai oleh tokoh utama laki-laki.
Bahkan sekitar 8 dari 38 itu, si tokoh utama laki-laki harus berbagi porsi dengan
tokoh utama perempuan. Saya belum pernah menghitung sendiri, tapi sepertinya
lebih banyak buku fiksi bertokoh-utamakan perempuan dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, saya sangat
mengapresiasi para penulis perempuan yang berhasil menghidupkan karakter utama
laki-lakinya sebagai benar-benar seorang laki-laki. Dan, sejauh ini ada
beberapa kriteria tokoh utama laki-laki yang bikin saya berangan-angan….
Siapa yang tidak tergoda ketika ditawari
paket lengkap? Nasi, ayam bakar, sambal, lalapan, lengkap dengan minuman dengan
harga ramah mahasiswa? Saya pun tak sanggup menahan angan ketika penulis
menyodorkan tokoh laki-laki yang lengkap bagusnya.
Four
dalam Four: A Divergent Collection karya Veronica Roth
dalam Four: A Divergent Collection karya Veronica Roth
Yang paling lengkap adalah si Four alias
Tobias Eaton ini. Fisiknya terbangun dengan baik (no wonder, namanya saja senior Dauntless),
nyalinya juga gede (kecuali terhadap empat ketakutannya, tapi belakangan ia
sudah berani melawan ayahnya sendiri), lumayan good-looking, cerdas dan punya kemampuan analisis yang kuat.
Sebagai seorang Divergent yang berani mengakui perbedaannya, pastilah ia orang
yang berani dan punya prinsip kuat, bukan? Bahkan sejak ia memilih meneteskan
darahnya di atas batu bara dalam baskom dalam The Transfer, sudah terlihat bahwa ia cukup berprinsip kuat untuk
dapat memilih pilihan terbaik bagi dirinya sendiri, meski itu juga berisiko.
Edvan
dalam Bangkok: The Journal karya Moemoe Rizal
dalam Bangkok: The Journal karya Moemoe Rizal
Humoris (siapa yang nggak suka pria
humoris?), cerewet, ganteng, mapan dalam karier sebagai arsitek (nah, mestinya
ia juga pintar). Meski tentu saja, si Edvan ini punya sifat menyebalkan: narsis
keterlaluan, yang tentu saja dapat dimaklumi karena ia memang berhak untuk
narsis. Sekalinya jatuh cinta, ia akan berjuang untuk mendapatkan cintanya.
Mendadak bisa menjadi sangat mellow
sekalinya tersentuh hatinya, seperti momennya bersama adik Charm.
Semakin berumur, pandangan saya yang dulu
sempit terhadap definisi ganteng,
mulai melebar dan melentur. Ketika mulai kuliah di Teknik Fisika, di mana
proporsi mahasiswa laki-laki : perempuan dalam satu angkatan saya adalah sekitar
1 : 3 (jumlah mahasiswi meningkat drastis dibandingkan angkatan sebelumnya, yang
bisa dihitung pakai jari tangan), saya menyadari sesuatu. Seorang laki-laki
akan terlihat lebih ganteng ketika ia maju dan menyelesaikan persamaan di depan
kelas. Apalagi ketika serius mengetik bahasa pemrograman, menggambar di
AutoCAD, atau sibuk menyolder. Laki-laki cerdas itu ganteng, tapi laki-laki
ganteng nggak selalu cerdas.
Sherlock Holmes
dalam Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle
dalam Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle
Awalnya, saya hanya terkesima ketika
menonton versi film yang diperankan oleh Robert Downey Jr. Kemudian, saya jatuh
cinta pada Sherlock Holmes versi serial yang diperankan oleh Benedict
Cumberbatch. Setelah baca buku-bukunya, saya makin mengerti kenapa saya suka
pria ini, selain karena dia cerdasnya nggak manusiawi. Saya suka gayanya ketika
sedang berpikir, lalu berbicara cepat dengan penuh semangat dengan suara bass-nya yang seksi itu. Saya respek
bagaimana ia tidak mau koar-koar dulu sebelum ia berhasil memikirkan solusi
sebuah misteri. Sikap cool-nya itu
juga bikin jatuh cinta.
Bapak
dalam Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya
dalam Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya
“Bapak” cerdas dengan caranya sendiri.
Saya kagum dengan usahanya untuk menjadi suami dan ayah yang cerdas bagi istri
dan anak-anaknya, meski dalam keterbatasan fisiknya. Ia juga seorang pria yang kreatif (terbukti dengan caranya
mendidik anak-anaknya lewat rekaman video) dan tidak malu mengakui kelemahan
diri sendiri. Yang lebih menonjol adalah kebijaksanaan dan kesabarannya. Ia
tidak pernah marah tanpa alasan yang jelas dan masuk akal.
Adib
dalam The Doctor karya Rahadi W. Pandoyo
dalam The Doctor karya Rahadi W. Pandoyo
Si Adib adalah tokoh yang paling
lurus cara berpikirnya dibandingkan para lelaki sebelumnya. Idealismenya sangat
tinggi, terutama menyangkut profesinya sebagai dokter. Meski ia juga sempat
goyah, ketika harus menjalani pekerjaan apa saja setelah dipecat dari rumah
sakit, dan sempat ragu tentang profesinya sebagai dokter. Seorang pria yang
idealis akan keyakinannya pasti akan berusaha keras untuk meluruskan hal yang
kurang benar. Si Adib ini terus berusaha membawa istrinya kembali, meskipun di
saat yang sama ia juga harus memperjuangkan profesinya.
“The less you know, the more interesting I am.” – Nina, dalam Seruak
Dua cuplikan kalimat tersebut benar sekali,
dan dapat berlaku dalam konteks ini juga. Seorang pria yang terlihat atau
memiliki wajah misterius akan menarik. Menarik karena saya belum tahu apa
sebenarnya yang ia punya. Mungkin, kalau sudah tahu, ia jadi nggak keren lagi.
Patch
dalam Hush, Hush saga karya Becca Fitzpatrick
Tokoh Patch Cipriano adalah sosok laki-laki misterius, penuh teka-teki, nan bikin penasaran. Semuanya tingkahnya terlihat seksi (literally), hihihi.
"I'm not going to kill you, Nora. I don't kill people who are important to me. And you top the list." (Patch)
Keenan
dalam Perahu Kertas karya Dee
dalam Perahu Kertas karya Dee
Keenan ini salah satu contoh laki-laki
agak pendiam yang membenamkan kesan cool
dan misterius dalam benak saya. Hal lain tentangnya yang bikin saya terpikat
adalah kemampuan melukisnya, dan keteguhannya untuk tetap jadi pelukis, meski
itu bukan pilihan mudah. Meskipun awalnya ia terlihat bingung, pada akhirnya ia
adalah seorang laki-laki yang berani menetapkan pilihan hatinya, siapa yang sebenarnya
ia cintai.
***
Demikianlah karakter tokoh utama laki-laki yang bikin saya berharap ia ada di dunia nyata. How about you?
0 komentar:
Post a Comment
Your comment is so valuable for this blog ^^