22 February 2015

[OPINI BARENG 2015] He Made Me Daydream All Day


Dari 153 buku dalam rak read di akun Goodreads saya [minus 17 buku (nonfiksi), dikurangi lagi 5 buku (kumpulan cerpen)], hanya sekitar 38 yang dikuasai oleh tokoh utama laki-laki. Bahkan sekitar 8 dari 38 itu, si tokoh utama laki-laki harus berbagi porsi dengan tokoh utama perempuan. Saya belum pernah menghitung sendiri, tapi sepertinya lebih banyak buku fiksi bertokoh-utamakan perempuan dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi para penulis perempuan yang berhasil menghidupkan karakter utama laki-lakinya sebagai benar-benar seorang laki-laki. Dan, sejauh ini ada beberapa kriteria tokoh utama laki-laki yang bikin saya berangan-angan….


Siapa yang tidak tergoda ketika ditawari paket lengkap? Nasi, ayam bakar, sambal, lalapan, lengkap dengan minuman dengan harga ramah mahasiswa? Saya pun tak sanggup menahan angan ketika penulis menyodorkan tokoh laki-laki yang lengkap bagusnya.

Four
dalam Four: A Divergent Collection karya Veronica Roth

Yang paling lengkap adalah si Four alias Tobias Eaton ini. Fisiknya terbangun dengan baik (no wonder, namanya saja senior Dauntless), nyalinya juga gede (kecuali terhadap empat ketakutannya, tapi belakangan ia sudah berani melawan ayahnya sendiri), lumayan good-looking, cerdas dan punya kemampuan analisis yang kuat. Sebagai seorang Divergent yang berani mengakui perbedaannya, pastilah ia orang yang berani dan punya prinsip kuat, bukan? Bahkan sejak ia memilih meneteskan darahnya di atas batu bara dalam baskom dalam The Transfer, sudah terlihat bahwa ia cukup berprinsip kuat untuk dapat memilih pilihan terbaik bagi dirinya sendiri, meski itu juga berisiko.

Edvan
dalam Bangkok: The Journal karya Moemoe Rizal

Humoris (siapa yang nggak suka pria humoris?), cerewet, ganteng, mapan dalam karier sebagai arsitek (nah, mestinya ia juga pintar). Meski tentu saja, si Edvan ini punya sifat menyebalkan: narsis keterlaluan, yang tentu saja dapat dimaklumi karena ia memang berhak untuk narsis. Sekalinya jatuh cinta, ia akan berjuang untuk mendapatkan cintanya. Mendadak bisa menjadi sangat mellow sekalinya tersentuh hatinya, seperti momennya bersama adik Charm.


Semakin berumur, pandangan saya yang dulu sempit terhadap definisi ganteng, mulai melebar dan melentur. Ketika mulai kuliah di Teknik Fisika, di mana proporsi mahasiswa laki-laki : perempuan dalam satu angkatan saya adalah sekitar 1 : 3 (jumlah mahasiswi meningkat drastis dibandingkan angkatan sebelumnya, yang bisa dihitung pakai jari tangan), saya menyadari sesuatu. Seorang laki-laki akan terlihat lebih ganteng ketika ia maju dan menyelesaikan persamaan di depan kelas. Apalagi ketika serius mengetik bahasa pemrograman, menggambar di AutoCAD, atau sibuk menyolder. Laki-laki cerdas itu ganteng, tapi laki-laki ganteng nggak selalu cerdas.

Sherlock Holmes
dalam Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle

Awalnya, saya hanya terkesima ketika menonton versi film yang diperankan oleh Robert Downey Jr. Kemudian, saya jatuh cinta pada Sherlock Holmes versi serial yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch. Setelah baca buku-bukunya, saya makin mengerti kenapa saya suka pria ini, selain karena dia cerdasnya nggak manusiawi. Saya suka gayanya ketika sedang berpikir, lalu berbicara cepat dengan penuh semangat dengan suara bass-nya yang seksi itu. Saya respek bagaimana ia tidak mau koar-koar dulu sebelum ia berhasil memikirkan solusi sebuah misteri. Sikap cool-nya itu juga bikin jatuh cinta.

Bapak
dalam Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya

“Bapak” cerdas dengan caranya sendiri. Saya kagum dengan usahanya untuk menjadi suami dan ayah yang cerdas bagi istri dan anak-anaknya, meski dalam keterbatasan fisiknya. Ia juga seorang pria yang kreatif (terbukti dengan caranya mendidik anak-anaknya lewat rekaman video) dan tidak malu mengakui kelemahan diri sendiri. Yang lebih menonjol adalah kebijaksanaan dan kesabarannya. Ia tidak pernah marah tanpa alasan yang jelas dan masuk akal.



Adib
dalam The Doctor karya Rahadi W. Pandoyo

Si Adib adalah tokoh yang paling lurus cara berpikirnya dibandingkan para lelaki sebelumnya. Idealismenya sangat tinggi, terutama menyangkut profesinya sebagai dokter. Meski ia juga sempat goyah, ketika harus menjalani pekerjaan apa saja setelah dipecat dari rumah sakit, dan sempat ragu tentang profesinya sebagai dokter. Seorang pria yang idealis akan keyakinannya pasti akan berusaha keras untuk meluruskan hal yang kurang benar. Si Adib ini terus berusaha membawa istrinya kembali, meskipun di saat yang sama ia juga harus memperjuangkan profesinya.


“The less you know, the more interesting I am.” – Nina, dalam Seruak

Dua cuplikan kalimat tersebut benar sekali, dan dapat berlaku dalam konteks ini juga. Seorang pria yang terlihat atau memiliki wajah misterius akan menarik. Menarik karena saya belum tahu apa sebenarnya yang ia punya. Mungkin, kalau sudah tahu, ia jadi nggak keren lagi.

Patch
dalam Hush, Hush saga karya Becca Fitzpatrick

Tokoh Patch Cipriano adalah sosok laki-laki misterius, penuh teka-teki, nan bikin penasaran. Semuanya tingkahnya terlihat seksi (literally), hihihi.
"I'm not going to kill you, Nora. I don't kill people who are important to me. And you top the list." (Patch)

Keenan
dalam Perahu Kertas karya Dee


Keenan ini salah satu contoh laki-laki agak pendiam yang membenamkan kesan cool dan misterius dalam benak saya. Hal lain tentangnya yang bikin saya terpikat adalah kemampuan melukisnya, dan keteguhannya untuk tetap jadi pelukis, meski itu bukan pilihan mudah. Meskipun awalnya ia terlihat bingung, pada akhirnya ia adalah seorang laki-laki yang berani menetapkan pilihan hatinya, siapa yang sebenarnya ia cintai.
***

Demikianlah karakter tokoh utama laki-laki yang bikin saya berharap ia ada di dunia nyata. How about you?

0 komentar:

Post a Comment

Your comment is so valuable for this blog ^^

bloggerwidgets