29 December 2014

Judul Resensi ini Rahasia


Buku                        : Judul Buku ini Rahasia
Penulis                      : Pseudonymous Bosch
Penerjemah               : Susan Meliana Husen
Tebal                        : 342 halaman
Penerbit/cetakan         : Elex Media Komputindo/Cetakan I, 2011
ISBN                         : 978-602-00-0425-9
Harga                        : Rp 20.000,00 (Obral)

Genre                        : Fantasi
Rating                       : 

Wahai, engkau, manusia normal dengan lima indera saling terpisah….
Pernahkah kau membayangkan bagaimana seandainya kau dapat melihat warna-warna dari huruf-huruf yang kaubaca?
Bagaimana seandainya ketika kau mendengar suara-suara bising, berkelebat di matamu berbagai bentuk abstrak?
Atau kau dapat menghirup bau-bauan dari musik yang kaudengar?
Mungkin kau akan mencibir padaku, mengatakan bahwa itu mustahil.
Well, the secret is, (and it was not a secret anymore because I’ve told you),
that unified sensory perceptions is RARE, but REAL. It was called SYNESTHESIA.
(You are Googling it right now, yeah!)
***

Mari saya perkenalkan pada tokoh utama kita, Cassandra, atau biasa dipanggil Cass. Seorang gadis sebelas tahun yang memiliki telinga berujung lancip yang akan berubah warna jika emosinya sedang meluap-luap. Ia bangga menjadi seorang survivalis, meski belum pernah mempraktikkannya di dunia nyata.

Tas ransel selalu menemaninya ke mana pun ia pergi (kayak Dora, The Explorer, tapi ini ranselnya tidak bisa bicara). Ini isi ranselnya:

Setiap Rabu, sepulang sekolah, Cass bekerja di toko barang antik milik kedua kakeknya: Kakek Larry dan Kakek Wayne. Suatu saat, Gloria, agen real estate, datang dan membawa banyak barang dari rumah seorang pesulap yang telah diduga meninggal. Dalam tumpukan kardus dan kotak, Cass menemukan sebuah kotak kayu berisi lusinan botol kristal kecil berisi cairan dan serbuk dengan berbagai macam bau. Kotak itu bernama Simfoni Bau-bauan.

Berikutnya, perkenalkan Max-Ernest, seorang bocah laki-laki yang terobsesi menjadi pelawak, tapi sejauh ini tak satupun leluconnya lucu. Lewat suatu perjumpaan, Cass dan dia merasa cocok satu sama lain, hingga Cass menceritakan tentang Simfoni Bau-bauan. Mereka menemukan catatan harian sang pesulap, yang membuat mereka dicari oleh sepasang pria-wanita: Nona Mauvais yang amat cantik seperti Barbie, dan Dr. L. Penculikan Benjamin Blake, teman satu sekolah Cass dan Max-Ernest, membawa mereka ke petualangan mengerikan, berhadapan dengan perkumpulan orang-orang yang tak bisa mati. Apakah Cass dan Max-Ernest berhasil menyelamatkan Benjamin, sebelum bocah itu disedot otaknya oleh orang-orang itu? Atau mereka tak beruntung, dan malah tertangkap?
***

Yang membuat buku ini menarik perhatian saya adalah sampulnya yang mencolok. Berwarna hijau metalik, dengan judul yang aneh. Rahasia. Sebelum cerita dimulai, kau akan membaca prolog dari penulis, yang agak lebay, tapi unik. Penulis berperan sebagai pendongeng. Cara menulisnya memberi kesan seolah-olah ia benar-benar sedang duduk di hadapanmu, menceritakan kisah fantasi ini. Di tengah-tengah cerita, suara sang penulis selalu muncul. Seperti ketika ia menggambarkan tokoh Cass di bagian awal buku. Kau benar-benar dilibatkan secara langsung dalam kisah buku ini. 

Saya rasa, tak berlebihan jika saya bilang ini adalah salah satu inovasi dalam gaya penulisan novel. Poin plus juga diberikan oleh ilustrasi-ilustrasi lucu dalam tiap awal bab, maupun dalam kesempatan lainnya.

Awalnya, saya kira ini kisah petualangan misteri anak-anak biasa, tapi ternyata saya salah besar. Kemunculan Simfoni Bau-bauan[1] sudah menguarkan bau rasa penasaran yang menyengat. Saya kira, sinestesia itu hanya karangan penulis, eh ternyata itu benar-benar ada. Dan saya baru tahu. Ya, saya mendapatkan pengetahuan baru. Di balik gaya penulisan yang usil dan kocak, penulis membawa misteri besar di balik punggungnya. Cass dan Max-Ernest terlibat dalam sekte orang-orang yang tak bisa mati di suatu tempat berkedok Spa Matahari Tengah Malam untuk menyelamatkan Benjamin, sekaligus mencari tahu kebenaran dari catatan harian sang pesulap. Di tempat yang kental arsitektur bernuansa Mesir kuno itu, penulis menyelipkan pengetahuan lagi. Tentang mumi. Tentang dewa Mesir Thoth. Tentang akupuntur tanpa jarum. Tentang sejarah penemuan Rahasia. Tentang formlua alkimia yang bikin awet muda, bahkan ada yang umurnya sampai 400 tahun. Sungguh menarik, kan?

Selain tokoh Cass, Max-Ernest, Kakek Larry dan Wayne, Nona Mauvais dan Dr. L, penulis juga menghadirkan tokoh-tokoh pelengkap lain. Namun, penulis tidak menyertakan mereka untuk asal nampang. Meskipun tokoh-tokoh sampingan ini muncul hanya sesekali, keberadaan mereka berdampak terhadap alur cerita. Misalnya, tokoh Amber, teman sekolah Cass, ratu sekolah. Kemunculannya dimanfaatkan penulis untuk memberi Cass ide penyamaran agar dapat masuk ke Spa Matahari Tengah Malam. Juga tokoh Owen, pelayan Cass di spa, yang pandai menyamar. Ternyata, ia bukan sekadar pelayan, melainkan mata-mata!

Dan memang benar, yang diucapkan berulang-ulang oleh penulis di awal, agar berhati-hati karena kisah ini sungguh mengerikan. Sedikit mengerikan, sih. Penulis mampu membuat saya seolah berada bersama Cass dan Max-Ernest dalam piramida. Seolah saya sungguh merasakan ketakutan mereka. Dengan alur maju yang terbangun runtut, diselingi masa lalu yang muncul kembali sebagai bagian dari catatan harian sang pesulap, penulis mampu membuat saya larut dalam cerita. Kejutan demi kejutan disajikan. Ketika mendekati bagian akhir, ada beberapa bagian yang mencengangkan dan tak tertebak. Cass dan Max-Ernest yang juga penasaran dengan ke mana sebenarnya kembaran sang pesulap diculik, akhirnya mengetahui bahwa sebenarnya si kembaran itu ada bersama mereka.
Uniknya, di bagian akhir, penulis memberikan semacam rangkuman yang terjadi kemudian setelah ketegangan berakhir, yang disusun berdasarkan tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita. Uniknya lagi, penulis mencantumkan bonus di akhir novel, yang berisi tips sulap, dan lain-lain. Yah, ending-nya sangat menyebalkan, karena bersambung di buku kedua. Sial, rasa penasaran memang sangat menyakitkan.

Kalau kau bosan dengan gaya penulisan yang begitu-begitu saja, atau kau ingin membaca kisah fantasi-petualangan yang unik, kau tak akan menyesal terlibat dalam kisah Cass dan Max-Ernest ^^.


[1] Mungkin kau bertanya-tanya, apa itu. Tapi itu rahasia. Hmm, sebenarnya saya telah memberi petunjuk di paragraf awal setelah data buku. Hihihi.

2 comments:

  1. haii boleh nanya gak?? mau tau dong beli bukunya dimana..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya waktu itu beli di Gramedia waktu ada obral buku :) Tapi belum nemu sekuelnya :(

      Delete

Your comment is so valuable for this blog ^^

bloggerwidgets